EU launches second test satellite for Galileo

The European Union launched Giove-B, the second (and last) test satellite in its $5.3 billion Galileo project, on Sunday, according to Reuters.

The first test satellite, Giove-A was launched in December 2005. Giove-B will test the program's high-precision atomic clock and signal transmission, said Reuters.

Galileo is Europe's upcoming satellite radio navigation system, and it's the EU's largest space program. Galileo will eventually become an ultra-precise system of 30 satellites, but it has hit a few bumps along the way.
Galileo



The fully deployed Galileo system planned will consist of 30 satellites, positioned in three circular Medium Earth Orbit planes.
(Credit: European Space Agency)

First off, the project's launch date has been pushed back several times from the original goal of 2008 to the current goal of 2013. And unlike the United States' Global Positioning System, which was designed primarily as a military system with a free public side to it, Galileo was initially conceived of as a largely commercial venture. But the project proved too ambitious to be sustained by the original public-private partnership. After some companies pulled out of the project, the EU voted to put more public funding toward it. Now, even that support isn't guaranteed. Fears that the project might spiral out of financial control prompted some U.K. lawmakers last November to call for a complete review of the U.K.'s involvement in the program.

Uncertainty about when Galileo will actually be up and running and how effective ... Read more
(http://www.news.com/newsblog/?tag=nefd.top)

Microsoft denies fault in hacks

Microsoft is denying that a recent rash of Web server attacks are the company's fault.

In a blog posted late Friday night, Bill Sisk, of the Microsoft Security Response Center, wrote that the attacks are not due to any new or unknown security flaws in Internet Information Services or Microsoft SQL Server. Rather, he says, the attacks are made possible by SQL injection exploits and points Web developers to the company's list of best practices to prevent such attacks.

Ongoing attacks have affected half a million Web pages, compromising them so they serve up malware, according to several reports. The hacked sites include government sites in the U.K. and sites belonging to the United Nations.

All it takes for a user's computer to become infected is a visit to a compromised site. While viewing that site, the injected Javascript loads a file named 1,js. The file is located on a malicious server, which then attempts to execute eight different exploits targeting Microsoft applications.

Related story: Web 2.0, meet Internet attack 2.0
(http://www.news.com/newsblog/?tag=nefd.top)

Belajar Menggambar

Belajar menggambar.

Sudah lama saya ingin belajar menggambar, teman2 di kantor kebanyakan ahli dalam menggambar, baik pakai komputer ataupun pakai manual biasa. Banhkan banyak "sammies" (anak2 sam-design biasa disebut sammies) yang sangat ahli dalam melukis.

Saya sangat percaya dengan adanya "cara" yang tepat untuk belajar atau mengajar. Kita bisa ingat warna pelangi karena ada yang mengingatkan "me-ji-ku-hi-bi-ni-u". Mengajar orang dewasa berenang yang termudah adalah memakai "kaki katak" dan kacamata renang yang menutup hidung, langsung hari petama bisa berenang, walau tetap butuh sebulan sebelum bisa melepas kaki kataknya, tetapi perjalanan belajarnya menjadi enak dan tidak menyakitkan.

Tahukan anda bahwa ketika kita sedang sekolah atau kuliah, hal yang paling mempengaruhi seseorang suka atau tidak terhadap satu pelajaran adalah siapa "guru" kita? Cara enak menghasilkan "murid" yang baik.

Nah lama saya mencari "cara" mudah belajar menggambar. Ada sebuah buku yang sangat bagus "Drawing From The Right Side of The Brain" yang mengajarkan menggambar realistis dengan cara yang inovatif. Bahkan ada "workshop nya" di Amerika, www.drawright.com, saya dua minggu ini mulai "bermain" dan mulai belajar.... hasilnya cukup menyenangkan.

Pertama kita diajarkan menggambar dengan melihat garis yang ada, kemudian diajarkan meniru lukisan garis dengan cara meniru dari gambar yang terbalik, kemudian dengan frame, garis, dan perbandingan sudut, lalu sinar, dalam seminggu diharapkan kita bisa berhasil belajar menggambar. Saya percaya kalau kita mau dan punya keinginan seminggu atau dua minggu sudah akan dihasilkan hasil yang cukup bagus.

Menggambar, sering dianggap sebagai bakat alam, dan hanya orang tertentu saja yang bisa. Padahal semua skill adalah sebuah hasil dari proses belajar yang berkelanjutan. Kita berhenti karena ada yang mentertawakan, atau menganggap kita tidak berbakat. Padahal bakat hanyalah kemauan kita untuk terus mencobanya. Begitupun dengan kreatifitas, semua orang bisa, asalkan mau.

Saya sedang mempersiapkan materi seminar "Driving Growth Through Innovation" Tumbuh dengan Inovasi, dan sedang mencari materi yang tepat, mudah ditularkan dan dapat membuat pendengar menyukai kreatifitas dan inovasi. Smoga saja bisa saya temukan cara untuk mengajarkan kreatifitas dan inovasi yang tepat, enak, dan mudah masuk otak, dan mencerahkan anda yang ikut seminar untuk bisa menyukai kreatifitas!!!...

salam,
tanadi santoso
7 July 2006, San Francisco.
(http://www.tanadisantoso.com/v50/MyBlog/index.php?act=detail&wid=33)

Creating WOW and AHA!

Creating Wow and Aha!

WOW adalah sebuah keterkejutan yang nikmat, sebuah “eye popping” dan “jaw dropping” dalam filem kartun. Keindahan yang lebih, purple cow, remarkable, dan membuat mulut menganga. Design yang berbeda, fantastis, mencengangkan.

AHA adalah ketepatan dari strategi dan pemikiran yang dalam. Tepat guna. Sebuah karya yang pas, strategi yang cerdik, design yang mengena, promosi yang meningkatkan penjualan, cerita yang melekat di otak, dan komunikasi persuasi yang berhasil.

Creating Wow and Aha! menjadi pedoman kerja Sam-Design sejak berdiri di tahun 1998, sebagai pedoman untuk selalu menghasilkan karya yang fantastis dan berstrategi pas. Para sammies (crew Sam-Design) meyakini bahwa semua karya kita haruslah menghentakkan keindahan yang tepat guna.

Ada empat kunci penting dalam mebuat karya yang WOW and AHA: Science, Art, Craft dan Soul. Keempatnya harus menjadi satu kesatuan dalam kita berkarya. Karya website, company profile, logo, branding, promosi, design atau apapun dalam kehidupan kita, baru akan sukses, bila kita lakukan dengan campuran yang pas dari empat elemen ini.

Science: Otak kiri kita, haruslah diisi dengan startegi komunikasi yang berlandaskan hasil riset dan pendekatan akademis yang sudah terbukti nyata. Art: Otak kanan para sammies mendekatkan keilmuan pada nilai kreatifitas seni yang menghasilkan inovasi dalam semua karya. Craft: Keahlian yang merupakan pengalaman berkarya terbaik yang menjadi sebuah kebiasaan dalam menghasilkan komunikasi yang efektip. Soul: Jiwa yang mebuahkan karya2 yang menyentuh emosi dan sisi humanisme kita. Jiwalah yang mengikat ketiga elemen lain dalam menghasilkan karya indah yang tepat guna.

Hampir sembilan tahun perjalanan Sam-Design dalam "Creating WOW and AHA!", dan kita masih akan berjuang lebih keras lagi untuk terus menciptakan karya yang memberikan nilai tambah tinggi buat semua klien kita.

Salam.
(http://www.tanadisantoso.com/v50/MyBlog/index.php?act=detail&wid=59)

8 Success Stratgies 2008

13 January 2007
8 Success Strategies 2008


Diawal tahun 2008, saya coba untuk memikirkan hal hal apa yang penting dalam mengarungi 2008 ini, dan memilih 8 hal kunci yang perlu kita perhatikan untuk mencapai kesuksesan yang besar.


Brand You

Authentic, Distinct, Memorable

“Brand” menjadi semakin penting dalam kehidupan kita, karena banyaknya penawaran dan alternatip. Product brand, bahkan personal brand adalah kunci sukses dimedan persaingan yang menawarkan semua yang mirip dan sejenis. Pelanggan menginginkan sesuatu yang mudah diingat dan punya kepribadian yang khas dan “Authentic”. Kita harus secara terus menerus dan sadar menguatkan “Brand” kita ketika bertemu dengan pelanggan kita.


Think Like a Fish

Emotional, Emphatic, You-First

Walaupun kita suka makan mangga, tetapi bila kita pergi memancing kita harus memakai cacing sebagi umpan kita. Kita sadar benar akan hal ini, tetapi kita sering lupa saat menawarkan jasa/produk kita kepada pelanggan kita, kita lupa memikirkan perasaan dan kebutuhannya. Untuk sukses dalam berbisnis, kita harus selalu memikiran pelanggan kita lebih dulu. Sukses kita tergantung pada kepuasan pelanggan tersebut, baik secara fisik ataupun emotional.


Use Viral Strategy

Network, Word-Of-Mouth, Heartstrings

Penjangkauan sukses akan lebih cepat bilamana ada pihak ketiga yang mau merekomendasikan kita. Word-Of-Mouth yang natural selalu jadi kunci sukses bisnis. Bilamana kita bisa melalukan “Amplification” atau percepatan proses WOM ini, maka kesuksesan akan lebih cepat terjadi. Powerpoint ini adalah contoh Viral Marketing “Brand” saya. Bilamana anda mengirimkan ppt ini keteman anda, maka teman anda senang, sayapun mendapatkan keuntungan dari “Brand” saya yang semakin tersebar. Kita harus memberikan kemudahan untuk orang lain menyebarkan “brand” kita.


Go Internet

Blog, Youtube, Friendster

Suatu siang, saya mampir di coffeeshop, tiba2 saya sadar ada banyak anak muda berinternetan disana dengan asik sekali. Pekerjaan dan hiburan menjadi satu disana. Ah, jaman baru!...Internet telah benar2 merubah wajah infrasturtur dunia. Video, percakapan, dan social nerwork kita semuanya berada disana. Generasi baru telah hidup dan bernafaskan internet. Sudah saatnya kita dan perusahaan kita menginvestkan sumber daya kita pada internet. Blog, Youtube, Friendster, Amazon, eBay, Craigslist, Wikipedia, Google, semuanya merubah cara kita hidup.


Copy From Different Industry

Relevantly Different, Observe, Copy&Twist

Saya percaya pada “copy&twist”, mantra yang saya pakai sejak dahulu. Kita tidak punya waktu lagi “reinvent the wheel”, kita membutuhkan mata dan otak yang tajam dalam observasi kita akan trend dan kesuksesan orang lain. Perjalanan keluar negeri semakin mudah murah, internet menyediakan semua jawaban apa saja. Meniru dari industri yang berbeda, dari dunia yang lain, dan menyesuaikannya untuk bisnis kita adalah mantra yang tepat jitu. Kita tetap harus kreatip dan beda dari pesaing kita, kita dapat lakukan dengan meniru dunia lain, dan menyesuaikannya untuk bisnis kita.


Choose Your Value

Priorities, 80/20, Focus

Tidak mungkin kita bisa menyediakan sebuah produk atau jasa yang paling berkwalitas, paling murah, paling bagus servisnya, paling bergengsi, beriklan paling banyak, dan seterusnya. Didunia yang competitive ini kita harus memilih hal kunci apa yang kita ingin tonjolkan. Jadilah yang terbaik di bagian yang anda pilih, hal itu sajalah yang anda harus selalu perkuat dan sempurnakan, lainnya asalkan memenuhi “standard” umum sudah cukup. Asalkan hal yang anda tonjolkan adalah hal yang konek dengan nilai nilai pelanggan anda, maka sukseslah anda.


Spend 20% on “Totally Different Thing”

Google’s Lesson, New Thing, Diffuse

Salah satu sukses google adalah karena strategi nya untuk membolehkan karyawannya menghabiskan 20% waktu nya untuk melakukan pekerjaan lain yang tidak ada hubungan apapun dengan tugas rutinnya. Sesuatu hal baru yang berbeda dengan pekerjaan rutin anda, yang anda lakukan karena “passion”, akan membuahkan sebuah hasil yang berbeda. Habiskan 20% waktu anda untuk hal baru, ini akan melebarkan kesempatan sukses anda. Rutinitas membunuh kreativitas dan kejemuan menghambat kesempatan baru yang mungkin akan tumbuh.


Doing Things

Just Do It, Ready-Shoot-Aim, Persistent

Rencana yang sebagus apapun, tidak akan menghasilkan apa apa bila tidak dinyatakan dalam tindakan. Walaupun nantinya kita akan berubah arah bisnis, atau akan menemui kegagalan, atau akan menghadapi kesulitan, kita tetap harus melakukan tindakan secara terus menerus untuk bisa sampai pada tujuan kesuksesan kita. Kita harus kuat secara constant menghadapi C-R-A-P (Criticism, Rejection, Assholes, Pressure) dan terus mengerjakan pekerjaan kita dengan penuh antusias. Hidup hanyalah perjalanan, yang ditaburi mimpi, diisi keberanian, dan dinyatakan dalam tindakan.


Tanadi Santoso, email: tanadisantoso@yahoo.com

13 January 2008
(http://www.tanadisantoso.com/v50/MyBlog/index.php?act=detail&wid=62)

Benci Matematika !!!

Apa!!! Kalian benci matematika, kenapa kita dilahirkan di dunia ini dengan peralatan lengkap untuk bekerja dengan angka, akan tetapi kita membiarkannya sia-sia dan hanya menggunakannya sekali-kali dan tidak dengan maksimal. Semua ini dibuktikan dengan adanya penelitian oleh sekelompok psikolog yang melakukan penelitian terhadap bayi. Bayi ini lalu diberi mainan emut yang dihubungkan dengan pendeteksi tekanan. Ketika bayi ini melihat ada satu buah mainan di balik tirai dan kemudian melihat ada dua mainan di balik tirai berikutnya, pada layar pendeteksi tekanan menunjukkan adanya tekanan yang bertambah tinggi, dan ini menunjukkan bahwa bayi ini tahu kalau jumlah mainan di balik tirai pertama dan kedua adalah berbeda. Akan tetapi bayi ini hanya dapat mengenal sedikat angka

Alzheimer's Disease

Taken from MSN
Breakthrough Discoveries
De-mystifying and attacking Alzheimer’s disease
By Betsy Noxon for MSN Health & Fitness


As a grocery checker, Judy Mallon usually punched in product codes without hesitating. When new ones were added, though, she began having a hard time remembering them. Then, she had difficulty understanding the new customer check authorization system. When keeping her work schedule straight became a problem and local driving trips became confusing, Judy knew something just wasn’t right and she sought a physician for help. After a series of tests, a neurologist confirmed Judy had early onset Alzheimer’s disease.

Forgetting where you left your car keys or why you walked into a room is a common occurrence as we age. Sometimes it’s just a matter of stress. But when the forgetfulness becomes more profound—losing a lifetime of memories, changes in personality and delusions – then the reality of Alzheimer’s disease suddenly sets in.

The realism of Alzheimer’s disease as a health care crisis has gained significant momentum in the last few years to a point of reaching epidemic proportions; it’s now the seventh leading cause of death in the United States. The statistics are staggering:

More than 26 million people worldwide—including about 5 million Americans—have Alzheimer’s
One in eight people over 65, and one of two over age 85, are afflicted
As the 78 million U.S. baby boomers pass age 65, the number of Alzheimer’s patients is expected to reach up to 12 million
If no treatment or cure is found, as many as 106 million people worldwide may have Alzheimer’s by 2050, experts say
These numbers may seem overwhelming, but researchers have been working diligently to understand the disease and find better treatments. “We are just now, at the end of 25 years of modern research, learning about the disease and looking for ways to intervene. The fact is, we are poised for the development of second generation medications,” says Bill Thies, Ph.D., vice president of Medical and Scientific Relations for the Alzheimer’s Association, which is based in Chicago.

Finding a cure is a priority for Mallon, who was faced with the diagnosis of early onset Alzheimer’s disease at age 58. At that time, Judy and her husband Larry, of Aurora, Ill., participated in a yearlong double-blinded clinical trial testing an oral medication for nine months. Larry said they saw some improvement. Now, Judy is 63 years old and was recently selected to go through screening and testing to participate in a three-and-a-half year study for an Alzheimer’s vaccine.

“This vaccine is cutting-edge therapy, which has had some success with mice and monkeys. Our family all agree to be aggressive and cutting edge,” says Larry. Judy adds, “I’ll do anything I can for future research.” They admit they are a little selfish in wanting to help themselves, but know a lot of people are suffering too and feel the trial will benefit everyone.

Today’s treatment options

In the 1970s, pathologists found amyloid plaques (gooey clusters that form between nerve cells) and tangles of protein fragments present on the brain’s nerve cells, causing them to degenerate. Now, the challenge is to understand why these plaques and tangles form, then stop them from forming and damaging nerves. Clinicians currently manage Alzheimer’s by using modern medications which give some patients modest, but limited, benefits. What they fail to do is get at the cause of the disease; treating the symptoms but not modifying the disease.

Two classes of medications the U.S. Food and Drug Administration approved for use include cholinesterase inhibitors and memantine. “Cholinesterase inhibitors block the breakdown of a chemical neurotransmitter in the brain that becomes deficient early in Alzheimer’s,” says Dr. Sam Gandy, associate director of Mount Sinai’s Alzheimer’s Disease Research Center in New York City and chair of the Alzheimer Association’s Medical and Scientific Advisory Council. “They act by helping the brain compensate for early chemical deficiency. They turn the clock back for about six months for some patients, but the clock keeps ticking.”

Namenda, the other medication currently being used for Alzheimer’s, blocks the poisonous chemical in the brain that becomes potent with the presence of amyloid plaques.
Research shifts target

As scientists have studied the brain’s neurons, they’ve come to better understand the cause—contributing Alzheimer’s to the buildup of amyloid proteins. But by the time the amyloid can be identified, the damage to the brain’s nerve cells is done. It’s only been in the last few years that researchers have targeted medications to prevent the damage from occurring at the get-go.

“We have a robust pipeline of new medications in development,” Gandy says, “many aimed at the buildup of amyloid and are disease modifying.” He explains that clinicians hope to stabilize further decline from occurring and ideally reverse symptoms of Alzheimer’s in the long run, blocking progression and modifying the damage.

To target and block gooey amyloids from forming in the first place and causing damage, new therapies called plaque busters are being tested. Just like the name indicates, the “busters” break up the clumping which causes Alzheimer’s before it gets a chance to develop. Then they allow the brain to go through the normal process of removing the toxic amyloid.

To guard against suffering from Alzheimer’s at all, vaccines aimed at boosting the body’s own immune system to fight toxins are aggressively being tested. Today, scientists are making synthetic antibodies in the lab, Gandy says.

Investigators are also looking at medications already on the market that are used for other health issues to learn how they may change the course of Alzheimer’s. Gammagard, an immune system treatment, showed some progress in improving memory in a small study, while another small study found cholesterol-lowering drugs and blood pressure medication helped fend off the symptoms of Alzheimer’s.

Still, some controversy exists among experts as to what actually causes Alzheimer’s. Recent breakthrough research raises the question that Alzheimer’s could be a third form of diabetes.

Studies led by William Klein, Ph.D., of the Cognitive Neurology and Alzheimer’s Disease Center at Northwestern University in Evanston, Ill., found a connection between insulin in the brain and Alzheimer’s. Klein’s team discovered that different toxic proteins called ADDLs, which are not normally found in the brain, remove insulin—important for learning and shaping memory—from nerve cells, causing memory loss. “This sets the stage for developing a type of Alzheimer’s vaccine that can come in and neutralize the toxins floating in the brain,” says Klein.

Klein’s study, he notes, has opened new paths for finding a cure that may involve similar drugs that currently treat type 2 diabetes.

Clinical trials lead the way

Dr. Raj Shah, principal investigator at the Rush University Alzheimer’s Disease Center in Chicago, is working on several vaccine trials, including the one Judy Mallon is participating in, and ultimately leading the path to better treatments for Alzheimer’s. “Over the past six years, we’ve worked on developing a portfolio of trials to cover the spectrum from early to late onset of the disease,” says Shah.

Now, Shah notes, they are going into more preventative studies that involve a different approach – home based surveys as well as looking at biomarkers, neuroimaging and developing better study designs.

It’s taking time, but worldwide efforts by leading researchers and patients are finding answers toward a cure for this disease that affects so many people. Like the Mallons and many others, they are eager to do what they can to attack the disease. Full steam ahead.